Rabu, 29 Februari 2012

materi


IMUNISASI

PENGERTIAN

Vaksin berasal dari kata vaccinia atau vacca berarti sapi dalam bahasa latin. Sebutan vaksin, diberikan oleh Louis Pasteur yang semula menggunakan istilah variolation atau memberikan virus variola sapi atau cacar sapi dengan tujuan memperoleh kekebalan terhadap cacar pada manusia. Karena vaksin ditujukan untuk memperoleh kekebalan atau imunitas, maka disebut juga sebagai imunisasi.

Vaksin adalah suatu produk biologik yang terbuat dari kuman (bakteri maupun virus), komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan, atau tiruan kuman dan berguna untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh seseorang.

Imunisasi adalah upaya memberikan bahan untuk merangsang produksi daya tahan tubuh. Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan tubuh kepada bayi dan anak serta ibu hamil terhadap penyakit tertentu. 
Vaksin menyebabkan tubuh kita memproduksi “antibody”, tetapi tidak menimbulkan penyakit bahkan anak menjadi kebal. Setelah di vaksinasi, kadang-kadang terjadi panas, ini bukanlah penyakit tetapi reaksi dari vaksinasi yang akan hilang dalam 1-2 hari, imunisasi dibagi 2 macam yaitu imunisasi program dan imunisasi non program.

TUJUAN IMUNISASI

Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi/ anak terhindar dari penyakit tertentu dan kalau terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian.

IMUNISASI PROGRAM 

Imunisasi BCG 

Vaksin BCG (Bacille Calmeter-Guerin) melindungi anak terhadap penyakit Tubercollusis (TBC). Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmette-Guerin.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan proeksi BCG berkurang jika telah ada sensitisasi dengan mikrobakteri lingkungan sebelumnya. Tetapi data ini tidak konsisten oleh karena itu BCG dianjurkan diberikan selama dalam masa inkubasi (dari lahir sampai umur 2-3 bulan) terlebih dahulu untuk mngetahui apakah anak telah terinfeksi mikrobakterium atau belum. Derajat proteksi BCG tidak berkorelasi dengan derajat uji sensitivitas tuberculin sesudah imunisasi atau dilakukan uji tuberculin sesudah imunisasi atau ukuran perut BCG.
Imunisasi BCG diberikan pada umur 2-3 bulan (dalam masa inkubasi) karena imunitas seluler, sedangkan imunitas seluler tidak diturunkan melewati plasenta. Pada daerah-daerah bukan endemis tuberculosis, BCG dapat diberikan pada umur yang lebih tua. Pedoman departemen kesehatan RI agar imunisasi BCG diberikan pada umur antara 0-12 bulan, tetap disetujui dengan alasan untuk mendapatkan cakupan yang lebih luas.
Dosis untuk bayi kurang dari 1 tahun adalah 0,05 ml dan untuk anak adalah 0,10 ml. Imunisasi diberikan intrakutan didaerah insersi muskulus deltoideus kanan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena manfaatnya diragukan.


Vaksin Hepatitis 

· Hepatitis A

Penyebabnya adalah virus yang termasuk anggota Pocornaviridae. Virus ini dikenal tahan panas. Misalnya, kerang-kerangan yang direbus, dimana bagian tengahnya tidak masak dan seringkali mengandung virus. Hepatistis A sering disebut sakit kuning akibat penyakit peradangan liver.
Cara penularannya bersifat fecal oral yakni virus dibuang oleh penderita melalui tinja dan berada dilingkungan. Setelah virus mengontaminasi makanan kemudian masuk kedalam usus.
Tidak ada obat spesifik untuk penyakit ini, kecuali istirahat yang diperkirakan bisa memperbaiki kemampuan liver untuk berfungsi, serta diberikan obat secara simptomatik untuk mengurangi keluhan klinis dan food supplement untuk meningkatkan kekebalan. Beberapa unit penelitian dan pengembangan produsen vaksin ini sedang mengembangkan vaksin oral hepatitis A.

· Hepatitis B

Adalah penyakit infeksi yang menyerang organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B dan bisa menyerang semua kelompok umur. Namun demikian, penyakit ini juga merupakan penyakit yang sangat serius, karena memiliki potensi bias menimbulkan kanker dan pengerasan hati (sirosis).
Gejala klinik dari Hepatitis B sangat beragam dari yang tidak bergejala (asymptomatik) sampai dengan berbagai macam keluhan antara lain cepat lelah disusul dengan perut kembung, serta rasa tidak enak di perut, tidak nafsu makan, mual, BB turun, kadang-kadang demam, selaput mata dan kencing menjadi kuning. Stadium lebih lanjut akibatnya menjadi pengerasan dan kanker hati yang dapat berakhir dengan kematian

Vaksin Polio 

Gejala awal dapat berupa anak rewel, batuk-batuk dan demam seperti influenza, kemudian diikuti dengan leher kakum sakit kepala, otot badan dan kaki terasa sakit setelah dua hari dan akhirnya lumpuh. Kelumpuhan bisa menyerang kaki, tangan dan otot menelan. Polio sangat menular. Penularan ini akan meluas dengan cepat pada daerah yang perumahannya sangat rapat dan kesehatan lingkungan kotor. Vaksin untuk mencegah folio adalah vaksin folio. Resiko terjadinya polio paralitik akibat vaksin setelah penggunaan vaksin polio oral (sabin) pada anak yang imunokompeten adalah satu kasus untuk setiap 750.000 anak yang divaksinasi. Resikonya berkurang 20 kali lipat pada pemberian selanjutnya. Resiko terjadinya VAPP meningkat 3000 kali pada penderita gangguan sistem kekebalan. Terutama pada penderita gammaglobulinemia atau hipogammalobulinemia kontak rumah tangga atau komunitas anak yang baru diberi vaksin polio oral dapat disekresi ditinjau selama beberapa minggu.

Vaksin Campak 

Gejalanya : panas, pilek, batuk, mata belekan merupakan tanda awal yang diikuti dengan bercak-bercak merah di kulit. Bercak merah biasanya mulai di dahi kemudian menyebar ke muka, badan, tangan, dan kaki. Pada masa penyembuhan, bercak merah akan berubah kehitaman (hiperpigmentasi) dan diikuti dengan pengelupasan kulit (dekswamasi).
Penyakit ini sangat menular dan menyerang pada hampir semua anak. Akibat dari penyakit adalah radang telinga, radang mata, diare, radang paru-paru dan radang otak. Penyakit ini sering menyerang pada anak yang kurang gizi, kematian karena radang paru-paru. Vaksin untuk mencegah penyakit campak adalah vaksin campak. 
Vaksin DPT (Difteri Pertusis dan Tetanus) 

Terdiri dari Toxoid Difteri, bakteri Pertusis dan Tetanus Toxoid. Kadang-kadang disebut “Triple” Vaksin.

· Toxoid Difteri

Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT atau DT. Difteri disebabkan oleh bakteri yang memproduksi racun yang dapat menyerang jantung. Gejalanya : leher membengkak, terbentuk selaput putih keabuan di tenggorokan dan hidung mudah berdarah dan menyumbat jalan nafas sehingga harus dirawat di Rumah Sakit.

Jika menyerang syaraf, terjadi kelumpuhan otot pernapasan dan anak akan meninggal. Vaksin untuk mencegah penyakit difteri adalah DPT untuk bayi dan DT untuk anak sekolah.

· Pentusis

Gejalanya : demam dan batuk selama 1 minggu, kemudian batuknya semakin sering. Batuknya panjang, diikuti dengan tarikan nafas yang dalam sehingga menimbulkan bunyi “huup” kemudian muntah.

Akibat lanjut dari penyakit ini : radang paru-paru, pendarahan selaput mata, tarun berok (hernia), kerusakan otak yang dapat menyebabkan terjadinya kematian.

· Tetanus

Vaksin ini merupakan bagian dari DPT, DT atau sebagai TT. Penyakit tetanus pada anak-anak timbul melalui luka kecil dan dalam (tertusuk paku, radang telinga). Gejalanya : mulut anak menjadi kaku dan sukar dibuka. Selanjutnya punggung kaku dan melengkung mulai dari bahu sampai pinggul, kejang-kejang pada seluruh tubuh yang timbul akibat adanya rangsangan cahaya.


IMUNISASI NON PROGRAM 

Vaksin Cacar (Varicella) 

Gejalanya : demam, lemah, kemerahan dikulit, kemudian timbul vesikel atau bentol-bentol berisi cairan yang apabila tersentuh mudah pecah dan apabila mengering disebut crust. Biasanya ditempat timbulnya akan terasa gatal.
Cara penularannya : melalui udara, melalui percikan ludah atau sistem saluran nafas bagian atas atau kontak dengan cairan vesikel cacar air.

Vaksin Kolera 

Merupakan penyakit menular akut yang dapat menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan dalam waktu relatif cepat, sehingga menimbulkan gangguan elektrolit tubuh, dan akhirnya kematian.
Penyakit ini ditandai dengan sakit perut dan muntah-muntah maupun diare yang terjadi secara spontan mengembus dan tidak dapat dikendalikan, hingga yang bersangkutan menderita dehidrasi luar biasa.

Vaksin Diare Rotavirus 

Gejalanya : diare yang tiba-tiba dan spontan, disertai muntah, serta demam. Biasanya mula-mula tampak sakit biasa saja, namun penyakit berkembang dengan cepat. Satu dari 74 anak mengalami dehidrasi dengan cepat dalam waktu 4-5 hari. Penyakit Diare Rotavirus ini, juga sering dialami oleh binatang mamalia dan beberapa burung yang memiliki kesamaan grup virus Rotavirus.

Vaksin Diare Rotavirus

Gejalanya : diare yang tiba-tiba dan spontan, disertai muntah, serta demam. Biasanya mula-mula tampak sakit biasa saja, namun penyakit berkembang dengan cepat. Satu dari 75 anak mengalami dehidrasi dengan cepat dalam waktu 4-5 hari. Penyakit Diare Rotavirus ini, juga sering dialami oleh binatang dan beberapa burung yang memiliki kesamaan grup virus Rotavirus.
Cara penularannya masih belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan melalui kontak atau melalui udara.

Vaksin Japanese Encephalitis 

Merupakan penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus yang tergolong famili flaviviridae dan ditularkan melalui gigitan nyamuk culex tritaniorhynchus. Gejala : demam, sakit perut dan muntah, gejala syaraf seperti kesulitan bicara, kejang. Kelainan motorik dan koma. Apabila penderita bisa bertahan hidup, maka akan terdapat kecacatan yang bersifat permanen.

Vaksin Influenza 

Gejala influenza cukup bervariasi misalnya demam tinggi biasanya berkisar antara 38 hingga 40o C yang bisa berlangsung 3 atau 5 hari. Gejala lain misalnya batuk tidak produktif, running noise (hidung menjadi sangat produktif mengeluarkan cairan), disusul rasa lelah dan lemah yang luar biasa, sakit otot dan menggigil, anoreksa, sakit tenggorokan, diare, takut cahaya, dan sakit perut.

Vaksin Rubella 

Rubella disebut juga sebagai German Measies karena mula-mula orang Jerman berpikir bahwa penyakit rubella identik dengan measies atau penyakit campak.
Penularannya melalui udara dan masuk melalui nasofaring daerah hidung dan tenggorokan. Masa inkubasi biasanya terjadi antara 2-3 minggu. Awalnya dari penyakit ini mula-mula tanpa gejala, disusul dengan peradangan pembengkakan kelenjar limfe, demam, malaise, conjunctivitis, kemerahan pada mata serta timbul bercak-bercak kemerahan pada daerah wajah dan leher, kemudian rasa tersebut menyebar disertai demam, pegal otot dan sendi.
PENAPISAN IBU BESALIN
DETEKSI KEMUNGKINAN KOMPLIKASI GAWAT DARURAT

  1. Riwayat bedah sesar.                                                                        
  2. Perdarahan pervaginam.                                                                  
  3. Persalinan kurang bulan (< 37 mgg ).
  4. Ketuban pecah dengan mekonium kental.
  5. Ketuban pecah lama (lebih 24 jam).
  6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (< 27 mgg).
  7. Ikterus
  8. Anemia berat.
  9. Tanda/ gejala infeksi.
  10. Pre eklampsia/ hypertensi dalam kehamilan.
  11. TFU 40 cm atau lebih.
  12. Gawat janin.
  13. Primipara fase aktif dengan palpasi kepala janin masih 5/5.
  14. Presentasi bukan Belakang Kepala.
  15. Presentasi Ganda.
  16. Kehamilan GEMELLI.
  17. Tali pusat menumbung.
  18. Syok.


KEHAMILAN KEMBAR ( GEMELLI )

Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. 
Bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu maka kehamilan tersebut disebut dengan kehamilan ganda. Sejak ditemukannya obat-obat dan cara induksi ovulasi maka dari laporan-laporan dari seluruh pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar condong meningkat. Bahkan sekarang telah ada hamil kembar lebih dari 6 janin. 

Frekuensi 
Menurut hukum Hellin, frekuensi antara kehamilan ganda dan tunggal adalah :
  • Gemelli (2)                         1 : 89
  • Triplet (3)                          1 : 892
  • Kuadruplet (4)                   1 : 893
  • Quintiplet (5)                     1 : 894
  • Sextuplet (6)                     1 : 895
Menurut penelitian Greulich (1930), pada 121 juta persalinan didapat angka kejadian kehamilan ganda, yaitu gemelli 1 : 85; triplet 1 : 7.629; kuadruplet 1 : 670.743; dan quintiplet 1 : 41.600.000. Kejadian kehamilan kembar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor genetik atau keturunan, umur dan paritas, ras/ suku bangsa dan obat pemicu ovulasi. Bangsa Negro di Amerika Serikat mempunyai frekuensi kehamilan kembar yang lebih tinggi daripada bangsa kulit putih. Frekuensi kehamilan kembar berbeda pada tiap negara, angka yang tertinggi ditemukan di Finlandia yang terendah di Jepang. Umur tampaknya mempunyai pengaruh terhadap frekuensi kehamilan kembar, makin tinggi umur makin tinggi frekuensinya. Setelah umur 40 tahun frekuensi kehamilan kembar menurun lagi.
Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari angka 9,8 per 1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamilan kembar naik sampai 18,9 per 1000 untuk oktipara. Keluarga tertentu mempunyai kecenderungan untuk melahirkan bayi kembar (keturunan). Walaupun pemindahan sifat herediter kadang-kadang berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal itu di sini terjadi secara maternal, dan pada umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik. 

Jenis Kehamilan Kembar/ Ganda
  • Kehamilan Kembar Monozigotik
Merupakan kehamilan kembar yang berasal dari satu ovum sehingga disebut juga hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil kembar uniovuler. Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Kehamilan kembar monozigotik dapat terjadi karena :
-            Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula;
-            Hambatan pada tingkat segmentasi
-            Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi sebelum primitive streak.

Gambar 1 : Jenis kembar monozigotik berhubungan dengan waktu terjadinya faktor penghambat (Corner): Hambatan dalam tingkat segmentasi (2 – 4 hari). (B). Hambatan dalam tingkat blastula (4 – 7 hari). (C). Hambatan setelah amnion dibentuk tetapi sebelum primitive streak



Tabel dibawah ini menunjukkan hubungan antara saat segmentasi dan keadaan ketuban pada kehamilan kembar monozigotik.

Saat segmentasi

Keadaan ketuban
0 – 72 jam

Diamniotik, dichorionik
4 – 8 hari

Diamniotik, monochorionik
9 – 12 hari

Monoamniotik, monochorionik
13 –    hari
Monoamniotik, monochorionik dan kemungkinan terjadinya kembar siam.


  • Kembar Dizigotik 
Dizigotik merupakan kehamilan kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion. Kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering dibandingkan dengan kembar monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas.
Kehamilan kembar dizigotik (= kembar 2 telur, heterolog, biovuler, dan fraternal) kedua telur bisa berasal dari : 1 ovarium dan dari 2 folikel de Graff; 1 ovarium dan dari 1 folikel de Graff; 1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.

Gambar 2 :
Plasenta dan selaput janin kembar monozigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion (melekat menjadi satu), 2 amnion. (B): 2 plasenta (menjadi satu), 2 korion (melekat menjadi satu), 2 amnion. (C): 1 plasenta, 1 korion, 2 amnion (melekat menjadi satu) (D): 1 plasenta, 1 korion, 1 amnion.

Gambar 3 :
Plasenta dan selaput janin kembar dizigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion, 2 amnion. (B): 2 plasenta (menjadi satu), 2 korion, 2 amnion. 

Lapisan AMNION 

Gambar 4 : Lapisan amnion pada kehamilan ganda.

Gambar 5 : Plasenta dan tali pusat janin kembar


Letak dan Presentasi Janin Kembar

Gambar 6 : GEMELLI
A.    Kedua anak letak kepala.
B.     Satu letak kepala, yang lain letak bokong.

Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi dan yang paling sering dijumpai adalah :

Gambar 7 :
Jenis dan frekuensi letak serta presentasi kehamilan kembar (Portes & Granjon dan Guttmacher & Kohl)



Sumber :

Bagian Obsgyn. FK UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Bandung. Elstar Offset.
Saifuddin, Abdul Bari dkk, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hanifa Wignjosastro. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC
Mochtar Rustam, MPH. 1998. Sinopsis ObstetriObstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jilid 1 Edisi 2. Jakarta : EGC 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar