Semuanya sudah ku persiapkan untuknya dibln September, kini semua aku hancurkan karna aku bukan pilihan dan bukan yang berharga. Allah lebih sayang padaku, lebih mencintaiku, Dan lebih menghargaiku Dari pada seorang manusia yang mempunyai hati Dan logika.
Aku sudah membuatkan video selamat ulang tahun untuk dia, aku pingin memesan hiasan dinding dengan foto dia, pingin Belikan dia gelang kesehatan Dan sudah merencanakan memesan kue ulta untuk dia. Tapi buat apa semua itu aku lakukan, pernah kah dia mengerti perasaanku, pernah kah dia mengorbankan sedikit waktunya untukku, pernah kah dia mengucapkan aku ini berarti dalam hidup dia. Tidak pernah, dia hanya berfikiran kayak anak2, gak dewasa, pikirannya masih berubah2, masih pingin hura2. Biar sajalah dia, dia cuman bisa buat aku menangis bukan bahagia, dia hanya buat aku terluka bukan tersenyum,,,
My Diary
Minggu, 07 Agustus 2016
Lukaku
Awal cerita aku jatuh hati kepada seorang laki2 namanya Mr.S atau Jappa. Aku berjumpa dengannya ditempat kerja, tetap Dia hanya PHPin aku doank, sangat menyakitkan, sampai saat ini aku masih menyimpan rasa itu, tp dia gak pernah menghargai perasaanku ini, aku jatuh, aku sakit, aku terluka karna tau Ada yg lebih berharga dr aku, dia membuat status di bbm "memandangmu sedekat itu membuatku tersenyum tersipu, thanks for yesterday", good night for u gambar bunga", semua itu bukan untukku, semua yang dia lakukan bukan untukku, dia gak pernah menghargai perasaanku padanya, pertanyaanku yang dulu dia hanya anggap mainan, bagi di lelucon yg bisa Iya tertawakan, Dan pertanyaanku yg 5 soal tidak pernah sedikit pun ia jawab. Dia gak bisa bersikap dewasa. Dia gak pernah gantelman dalam sikap n sifatnya pada seorang wanita, Ya Allah kumohon padamu hapuskan rasa ini agar tidak terus sakit n sakit.
Rabu, 04 April 2012
SUKA MELIHAT DIA
kak zayn ini ganteng, agamanya islam n aku suka banget ama dia tapi kiniku jadi setengah hati dengannya setelah melihat dia cium dengan perempun yang difoto itu.,,kak zayn ini mirip2 dengan kak GINO tp bedanya kak gino gak terlalu over kayak kak zayn,,n aku makin cinta deh ama kak GINO,,hehehehhehehe jadi maluuu
Jumat, 30 Maret 2012
KB Kontrasepsi Mantap (MOW dan MOP)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi
untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program
keluarga berncana ( KB ) sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya
angka kematian ibu. Banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang
sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya
alat kontrasepsi untuk wanita, juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya
saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih
kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat
kontrasepsi tersebut.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk menambah pengetahuan
mahasiswi tentang metode KB mantap ( MOP
dan MOW).
2.
Untuk memperluas wawasan
mahasiswi tentang metode KB mantap (MOP dan MOW).
3.
Untuk dapat membantu
mahasiswa dalam memahami KB mantap (MOP dan MOW) baik secara teori maupun
sercara praktik.
4.
Agar mahasiswi dapat
mengetahui cara kerja, syarat, waktu pelaksanaan, perawatan, keuntungan dan
kerugian dari metode KB mantap (MOP dan MOW).
5.
Agar mahasiswi kelak dapat
memberikan pelayanan kontrasepsi tentang KB mantap (MOP dan MOW) kepada
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
KB Kontrasepsi Mantap (MOW dan MOP)
A.
Pengertian
Kontrasepsi
mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka
waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan
suami isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan
sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh wanita maupun pria. Tindakan
kontap pada wanita disebut kontap wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita
) atau tubektomi, sedangkan pada pria MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi.
Kontrasepsi
mantap pada wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi,
yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak
dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda
Operasi Pria) atau vasektomi., yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan
saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
B.
Cara Kerja
Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur
terhambat karena saluran sel telur tertutup
Vasektomi (MOP)
Saluran benih tertutup,
sehingga tidak dapat menyalurkan sperma
C. Keuntungan
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria dibandingkan dengan
kontrasepsi lain adalah :
·
Lebih aman, karena keluhan
lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi lain
·
Lebih praktis, karena hanya
memerlukan satu kali tindakan saja
·
Lebih efektif, karena
tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan cara kontrasepsi yang permanen
·
Lebih ekonomis, karena hanya
memrlukan biaya untuk satu kali tindakan saja
Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah :
a. Tubektomi (MOW)
Sangat efektif dan “permanen”
·
Dapat mencegah kehamilan
lebih dari 99%
·
Tidak ada efek samping dalam
jangka panjang
·
Tidak mempengaruhi proses
menyusui
·
Pembedahan sederhana, dapat
dilakukan dengan anestesi local
·
Tidak menggangu hubungan
seksual
b. Vasektomi (MOP)
·
Sangat efektif dan
“permanen”
·
Tidak ada efek samping dalam
jangka panjang
·
Dapat mencegah kehamilan
lebih dari 99%
·
Tidak menggangu hubungan
seksual
·
Tindakan bedah yang aman dan
sederhana
D.
Kerugian
1. Tubektomi (MOW)
·
Rasa sakit/ketidak nyamanan
dalam jangka pendek setelah tindakan
·
Ada kemungkinan mengalami
resiko pembedahan
2. Vasektomi (MOP)
·
Tidak dapat dilakukan pada
orang yang masih ingin memiliki anak
·
Harus ada tindakan
pembedashan minor.
E.
Syarat
Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
1)
Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara sukarela menerima
pelayanan kontap; artinya sedcara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih
kontap sebagai cara kontrasepsi
2) Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia, artinya
:
§ calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis
dan telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani
dan jasmani
§ bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling
sedikitumur sekitar 2 tahun
§ umur isteri paling muda sekitar 25 tahun
3) Kesehatan
Setiap
calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan
adanya hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani kontap. Oleh karena itu
setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh dokter,
sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk dikontap atau tidak.Selain itu juga
setiap calon peserta kontap harus mengikuti konseling (bimbingan tatap muka)
dan menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (Informed Consent)
F.
Yang Dapat Menjalani
Tubektomi (MOW)
§ Usia lebih dari 26 tahun
§ Sudah punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus berusia
minimal 5 (lima) tahun
§ Yakin telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan kehendaknya
§ Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
§ Ibu pasca persalinan
§ Ibu pasca keguguran
Vasektomi (MOP)
§ Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan istri
beresiko tinggi
G.
Yang Sebaiknya Tidak Menjalani
Tubektomi (MOW)
·
Hamil (sudah terdeteksi atau
dicurigai)
·
Menderita tekanan darh
tinggi
·
Kencing manis (diabetes)
·
Penyakit jantung
·
Penyakit paru-paru
·
Perdarahan vaginal yang
belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)
·
Infeksi sistemik atau pelvik
yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol)
·
Ibu yang tidak boleh
menjalani pembedahan
·
Kurang pati mengenai
keinginannya untuk fertilisasi di masa depan
·
Belum memberikan persetujuan
tertulis
Vasektomi (MOP)
·
Infeksi kulit atu jamur di
daerah kemaluan
·
Menderita kencing manis
·
Hidrokel atau varikokel yang
besar
·
Hernia inguinalis
·
Anemia berat, ganguan
pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia
H.
Waktu pelaksanaan
Tubektomi (MOW)
1. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara
rasional klien tersebut tidak hamil
2. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi
3. Pasca persalinan :
· Minilap: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12
minggu
· Laparoskopi: tidak tepat unntuk klie-klien pasca persalinan
4. Pasca keguguran
· Triwulan pertama: dalam wakru 7 hari sepanjang tidak ada bukti
infeksi pelvik) minilap atau laparoskopi)
· Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti
infeksi pelvik (minilap saja)
Vasektomi (MOP)
1. Tidak ada batasan usia, dapat dilaksanakan bila diinginkan. Yang
penting sudah memenuhi syarat sukarela, bahagia, dan kesehatan.
2. Istri beresiko tinggi
I.
Tempat Pelayanan
a. Tubektomi (MOW)
Rumah sakit. Jika ada keluhan, pemakai harus ke Rumah Sakit
b. Vasektomi (MOP)
Rumah
Sakit, puskesmas dan klinik KB
J.
Persiapan Sebelum Tindakan
Tubektomi (MOW)
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon peserta kontap wanita
adalah:
1. Puasa mulai tengah malam sebelum operasi, atau sekurang-kurangnya
6 jam sebelum operasi. Bagi calon akseptor yang menderita Maag (kelaianan
lambung agar makan obat maag sebelum dan sesudah puasa
2. Mandi dan membersihkan daerah kemaluan dengan sabun mandi sampai
bersih, dan juga daerah perut bagian bawah
3. Tidak memakai perhiasan, kosmetik, cat kuku, dll
4. Membawa surat persetujuan dari suami yang sudah ditandatangani
atau di cap jempol
5. Menjelang operasi harus kencing terlebih dahulu
6. Datang ke rumah sakit tepat pada waktunya, dengan ditemani anggota
keluarga; sebaiknya suami.
Vasektomi (MOP)
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon
peserta kontap pria adalah:
1.
Tidur dan istirahat cukup
2.
Mandi dan memebersihkan
daerah sekitar kemaluan
3.
Makan terlebih dahulu
sebelum berangkat ke klinik
4.
Datang ke klinik tempat
operasi dengan pengantar
5.
Jangan lupa membawa surat
persetujuan isteri yang ditandatangani atau cap jempol
K. Perawatan Setelah
Tindakan
Tubektomi
(MOW)
1. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari
2. kebersihan harus dijaga terutama daerah luka operasi jangan sampai
terkena air selama 1 minggu (sampai benar -benar kering)
3. Makanlah obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk
4. senggama boleh dilakukan setelah 1 minggu, yaitu setelah luka
operasi kering. Tetapi bila tubektomi dilaksanakansetelah melahirkan atau
kegugurang, senggama baru boleh dilakukan setelah 40 hari
Vasektomi (MOP)
1. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari
2. Jagalah kebersihan dnegan membersihkan diri secara teratur dan
jaga agarluka bekas operasi tidak terkena air atau kotoran
3. Makanlah obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk
4. Pakailah celana dalam yang kering dan bersih, dan jangan
lupamenggantinya setiap hari
5. Janganlah bersenggama bila luka belum sembuh. Boleh berhubungan
seksual setelah tujuh hari setelah operasi. Bila isteri tidakmenggunakan
alat kontrasepsi, senggama dilakuakn dengan memakai kondom sampai 3
bulan setelah operasi.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama
anda kenal. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan
menentukan sendiri kapan Anda ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak
segera hamil sesudah menikah, Anda bisa ber-KB. Layanan KB di seluruh Indonesia
sudah cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau
penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.
Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak
seorang pun bisa menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda.
Tetapi kalau alat yang Anda pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau,
memperparah penyakit yang sudah anda derita, pekerja kesehatan mungkin
menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada paksaan, bila
Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan
keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya
Anda mengikuti program KB atas kesadaran sendiri.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan
dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa, Mengurangi angka kelahiran
untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa, Memenuhi permintaan masyarakat
akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan
angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi.
Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang
sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya
cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya.
II.
Saran
Jutaan perempuan di seluruh
dunia selama ini sudah menggunakan metoda KB yang kami paparkan dalam
halaman-halaman sebelumnya. Malahan metoda-metoda itu lebih aman ketimbang
hamil dan bersalin. Bila Anda memilih untuk tetap ber-KB. Sebagian perempuan
menginginkan banyak anak – khususnya di tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang
miskin, tak memperoleh pembagian tanah yang adil, sumber daya kurang, dan
keuntungan social tipis. Anak-anak membantu pekerjaan orang tua sehari-hari,
dan merawat mereka di usia lanjut. Di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit
dianggap sebagai kemewahan (hanya orang tua yang berkecukupan saja yang mampu
mengurangi jumlah anak).
Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa banyaknya anak
justru makin memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. Banyak
orang tua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak, tidak mampu memberi
mereka penghidupan yang layak. tidak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang
yang tinggi, dan akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat peluang
memperbaiki generasi mereka.
Yang jelas, tidak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada, Anda
akan lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila Anda
memegang kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki, dan
kapan akan hamil.
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala
penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat
orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya
adalah keputusan Anda sendiri. Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan
ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu
memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari keuntungan dan kerugian setiap
metoda terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
·
Prawihardjo, Sarwono. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Rabu, 14 Maret 2012
SEDIH
SEBENARNYA AKU SAYANG BANGET SAMA KAK AHIDANZAR AHMAD TP GAK TAU KAYAK MANA PERASAAN DIA SAMA AKU BIASALAH KALAU ORANG SUKSES PASTI GAK SUKA SAMA ORANG YANG MISKIN KERE,JELEK,DLL ,,DIA KAN COW NORMAL KAYAK YANG LAINNYA SUKA CEW YANG KAYA,CANTIK,DLL
Rabu, 29 Februari 2012
Solusio Plasenta
Solusio Plasenta
Terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang implantasinya normal, sebelum janin dilahirkan, pada masa kehamilan atau persalinan, disertai perdarahan pervaginam, pada usia kehamilan ³ 20 minggu.
Anamnesis
Pemeriksaan Status Generalis
Periksa keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital. Hati-hati adanya tanda pra renjatan (pra syok) yang tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang keluar pervaginam.
Pemeriksaan Status Obstetri
Periksa Luar : uterus terasa tegang atau nyeri tekan, bagian-bagian janin sulit diraba, bunyi jantung janin sering tidak terdengar atau terdapat gawat janin, apakah ada kelainan letak atau pertumbuhan janin terhambat.
Inspekulo : apakah perdarahan berasal dari ostium uteri atau dari kelainan serviks dan vagina. Nilai warna darah, jumlahnya, apakah encer atau disertai bekuan darah. Apakah tampak pembukaan serviks, selaput ketuban, bagian janin atau plasenta.
Periksa Dalam : perabaan fornises hanya dilakukan pada janin presentasi kepala, usia gestasi di atas 28 minggu dan curiga plasenta praevia. Nilai keadaan serviks, apakah persalinan dapat terjadi kurang dari 6 jam, berapa pembukaan, apa presentasi janin, dan adakah kelainan di daerah serviks dan vagina.
Pelvimetri Klinis : dilakukan pada kasus yang akan dilahirkan per vaginam dengan usia gestasi ³ 36 minggu atau TBJ ³ 2500 gram.
a. Ringan : perdarahan kurang dari 100 – 200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang dari 1/6 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih dari 250 mg%.
b. Sedang : perdarahan lebih dari 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pra renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta ¼ sampai 2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120 – 150 mg%.
Plasenta praevia, Vasa praevia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG : menilai implantasi plasenta dan seberapa luas terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya, biometri janin, indeks cairan amnion, kelainan bawaan dan derajat maturasi plasenta.Kardiotokografi : pada kehamilan di atas 28 minggu.Laboratorium : darah perifer lengkap, fungsi hemostasis, fungsi hati, atau fungsi ginjal (disesuaikan dengan beratnya penyulit atau keadaan pasien). Lakukan pemeriksaan dasar : hemoglobin, hematokrit, trombosit, waktu pembekuan darah, waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, dan elektrolit plasma.Pemeriksaan Lain : atas indikasi medik.
Spesialis Anak, Spesialis Anestesi dan Spesialis Penyakit Dalam.
TERAPI
Terapi Medik
1. Tidak terdapat renjatan : usia gestasi < 36 minggu atau TBJ < 2500 gram.
a. Ringan : terapi konservatif bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, kontraksi uterus tidak ada, janin hidup dan keadaan umum ibu baik) dan dapat dilakukan pemantauan ketat keadaan janin dan ibu. Pasien tirah baring, atasi anemia, USG dan KTG serial (bila memungkinkan) dan tunggu partus normal. Terapi aktif dilakukan bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, kontraksi uterus terus berlangsung, dan dapat mengancam ibu dan atau janin). Bila perdarahan banyak, skor pelvik < 5 atau persalinan masih lama > 6 jam, lakukan seksio sesarea. Bila partus dapat terjadi < 6 jam, amniotomi dan infus oksitosin.b. Sedang / Berat : resusitasi cairan, atasi anemia (transfusi darah), partus pervaginam bila < 6 jam (amniotomi dan infus oksitosin); bila perkiraan partus > 6 jam, lakukan seksio sesarea.2. Tidak terdapat renjatan : usia gestasi ³ 36 minggu atau ³ 2500 gram.
Solusio plasenta derajat ringan/sedang/berat bila persalinan lebih dari 6 jam, lakukan seksio sesarea.
3. Terdapat renjatan :
Atasi renjatan, resusitasi cairan dan transfusi darah. Bila renjatan tidak teratasi, upayakan tindakan penyelamatan yang optimal. Bila renjatan dapat diatasi, pertimbangkan untuk seksio sesarea bila janin hidup atau partus lebih lama dari 6 jam.
Terapi Bedah
1. Partus per vaginam dengan kala dua dipercepat.
2. Seksiosesarea atas indikasi medik.
3. Seksiohisterektomi bila terdapat perdarahan postpartum yang tidak dapat diatasi dengan terapi medikamentosa atau ligasi arteri uterina. Ligasi hipogastrika hanya boleh dilakukan oleh operator yang kompeten.
PERAWATAN RUMAH SAKIT
Setiap pasien dengan perdarahan antepartum perlu segera dirawat.
PENYULIT
Disebabkan oleh Penyakit Pada ibu : Renjatan, gagal ginjal akut (acute tubular necrosis), Koagulasi Intravaskular Diseminata (disseminated intravascular coagulation), atonia uteri/uterus couvelaire.atauPada Janin meliputi asfiksia, BBLR, respiratory dystress syndrome (RDS).
Karena Tindakan / Terapi Pada Ibu : reaksi transfusi, kelebihan cairan, renjatan, infeksi, Pada Janin : asfiksia, infeksi, anemiaPERSETUJUAN TINDAK MEDIK
Dibuat saat pasien masuk perawatan di rumah sakit, secara tertulis, berupa persetujuan tindak medik dan tindak operasi (bila diperlukan operasi). Khusus bila akan dilakukan tubektomi, harus ada ijin tertulis dari suami (tidak boleh diwakilkan).
LAMA PERAWATAN
Tindakan Konservatif :Tergantung kondisi ibu dan atau janin.
Tindakan Aktif : pasca Partus Pervaginam : 2 – 3 hari, Pasca Seksio Sesarea : 3 – 5 hari
MASA PEMULIHAN
Partus per vaginam : 42 hari; seksio sesarea : 3 bulan.
Korespondensi
Judi Januadi Endjun, Sanny Santana, Febriansyah Darus, Novi Resistantie, St. Finekri A. Abidin
RSPAD Gatot Soebroto / Departemen Obstetri dan Ginekologi
Divisi Fetometernal
Jakarta
PUSTAKA
1. POGI. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi Bagian I. Cetakan Kedua. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1994.
2. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, et al. Obstetrical Hemorrhage. In : Williams Obstetrics. 21st Ed, McGraw Hill, New York, 619-670, 2001.
3. RSPAD Gatot Soebroto Departemen Obstetri dan Ginekologi. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta, 1996.
KRITERIA DIAGNOSIS
Perdarahan timbul akibat adanya trauma pada abdomen atau timbul spontan akibat adanya penyulit pada kehamilan yang merupakan predisposisi solusio plasenta. Faktor predisposisi solusio plasenta antara lain : usia ibu semakin tua, multi paritas, preeklampsia, hipertensi kronik, ketuban pecah pada kehamilan preterm, merokok, trombofilia, pengguna kokain, riwayat solusio plasenta sebelumnya, dan mioma uteri. Darah yang keluar tidak sesuai dengan beratnya penyakit, berwarna kehitaman, disertai rasa nyeri pada daerah perut akibat kontraksi uterus atau rangsang peritoneum. Sering terjadi pasien tidak lagi merasakan adanya gerakan janin.
Klasifikasi Solusio Plasenta
DIAGNOSIS BANDING
KONSULTASI
c. Berat : uterus tegang dan berkontraksi
Terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang implantasinya normal, sebelum janin dilahirkan, pada masa kehamilan atau persalinan, disertai perdarahan pervaginam, pada usia kehamilan ³ 20 minggu.
Anamnesis
Pemeriksaan Status Generalis
Periksa keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital. Hati-hati adanya tanda pra renjatan (pra syok) yang tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang keluar pervaginam.
Pemeriksaan Status Obstetri
Periksa Luar : uterus terasa tegang atau nyeri tekan, bagian-bagian janin sulit diraba, bunyi jantung janin sering tidak terdengar atau terdapat gawat janin, apakah ada kelainan letak atau pertumbuhan janin terhambat.
Inspekulo : apakah perdarahan berasal dari ostium uteri atau dari kelainan serviks dan vagina. Nilai warna darah, jumlahnya, apakah encer atau disertai bekuan darah. Apakah tampak pembukaan serviks, selaput ketuban, bagian janin atau plasenta.
Periksa Dalam : perabaan fornises hanya dilakukan pada janin presentasi kepala, usia gestasi di atas 28 minggu dan curiga plasenta praevia. Nilai keadaan serviks, apakah persalinan dapat terjadi kurang dari 6 jam, berapa pembukaan, apa presentasi janin, dan adakah kelainan di daerah serviks dan vagina.
Pelvimetri Klinis : dilakukan pada kasus yang akan dilahirkan per vaginam dengan usia gestasi ³ 36 minggu atau TBJ ³ 2500 gram.
a. Ringan : perdarahan kurang dari 100 – 200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang dari 1/6 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih dari 250 mg%.
b. Sedang : perdarahan lebih dari 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pra renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta ¼ sampai 2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120 – 150 mg%.
Plasenta praevia, Vasa praevia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG : menilai implantasi plasenta dan seberapa luas terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya, biometri janin, indeks cairan amnion, kelainan bawaan dan derajat maturasi plasenta.Kardiotokografi : pada kehamilan di atas 28 minggu.Laboratorium : darah perifer lengkap, fungsi hemostasis, fungsi hati, atau fungsi ginjal (disesuaikan dengan beratnya penyulit atau keadaan pasien). Lakukan pemeriksaan dasar : hemoglobin, hematokrit, trombosit, waktu pembekuan darah, waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, dan elektrolit plasma.Pemeriksaan Lain : atas indikasi medik.
Spesialis Anak, Spesialis Anestesi dan Spesialis Penyakit Dalam.
TERAPI
Terapi Medik
1. Tidak terdapat renjatan : usia gestasi < 36 minggu atau TBJ < 2500 gram.
a. Ringan : terapi konservatif bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, kontraksi uterus tidak ada, janin hidup dan keadaan umum ibu baik) dan dapat dilakukan pemantauan ketat keadaan janin dan ibu. Pasien tirah baring, atasi anemia, USG dan KTG serial (bila memungkinkan) dan tunggu partus normal. Terapi aktif dilakukan bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, kontraksi uterus terus berlangsung, dan dapat mengancam ibu dan atau janin). Bila perdarahan banyak, skor pelvik < 5 atau persalinan masih lama > 6 jam, lakukan seksio sesarea. Bila partus dapat terjadi < 6 jam, amniotomi dan infus oksitosin.b. Sedang / Berat : resusitasi cairan, atasi anemia (transfusi darah), partus pervaginam bila < 6 jam (amniotomi dan infus oksitosin); bila perkiraan partus > 6 jam, lakukan seksio sesarea.2. Tidak terdapat renjatan : usia gestasi ³ 36 minggu atau ³ 2500 gram.
Solusio plasenta derajat ringan/sedang/berat bila persalinan lebih dari 6 jam, lakukan seksio sesarea.
3. Terdapat renjatan :
Atasi renjatan, resusitasi cairan dan transfusi darah. Bila renjatan tidak teratasi, upayakan tindakan penyelamatan yang optimal. Bila renjatan dapat diatasi, pertimbangkan untuk seksio sesarea bila janin hidup atau partus lebih lama dari 6 jam.
Terapi Bedah
1. Partus per vaginam dengan kala dua dipercepat.
2. Seksiosesarea atas indikasi medik.
3. Seksiohisterektomi bila terdapat perdarahan postpartum yang tidak dapat diatasi dengan terapi medikamentosa atau ligasi arteri uterina. Ligasi hipogastrika hanya boleh dilakukan oleh operator yang kompeten.
PERAWATAN RUMAH SAKIT
Setiap pasien dengan perdarahan antepartum perlu segera dirawat.
PENYULIT
Disebabkan oleh Penyakit Pada ibu : Renjatan, gagal ginjal akut (acute tubular necrosis), Koagulasi Intravaskular Diseminata (disseminated intravascular coagulation), atonia uteri/uterus couvelaire.atauPada Janin meliputi asfiksia, BBLR, respiratory dystress syndrome (RDS).
Karena Tindakan / Terapi Pada Ibu : reaksi transfusi, kelebihan cairan, renjatan, infeksi, Pada Janin : asfiksia, infeksi, anemiaPERSETUJUAN TINDAK MEDIK
Dibuat saat pasien masuk perawatan di rumah sakit, secara tertulis, berupa persetujuan tindak medik dan tindak operasi (bila diperlukan operasi). Khusus bila akan dilakukan tubektomi, harus ada ijin tertulis dari suami (tidak boleh diwakilkan).
LAMA PERAWATAN
Tindakan Konservatif :Tergantung kondisi ibu dan atau janin.
Tindakan Aktif : pasca Partus Pervaginam : 2 – 3 hari, Pasca Seksio Sesarea : 3 – 5 hari
MASA PEMULIHAN
Partus per vaginam : 42 hari; seksio sesarea : 3 bulan.
Korespondensi
Judi Januadi Endjun, Sanny Santana, Febriansyah Darus, Novi Resistantie, St. Finekri A. Abidin
RSPAD Gatot Soebroto / Departemen Obstetri dan Ginekologi
Divisi Fetometernal
Jakarta
PUSTAKA
1. POGI. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi Bagian I. Cetakan Kedua. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1994.
2. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, et al. Obstetrical Hemorrhage. In : Williams Obstetrics. 21st Ed, McGraw Hill, New York, 619-670, 2001.
3. RSPAD Gatot Soebroto Departemen Obstetri dan Ginekologi. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta, 1996.
KRITERIA DIAGNOSIS
Perdarahan timbul akibat adanya trauma pada abdomen atau timbul spontan akibat adanya penyulit pada kehamilan yang merupakan predisposisi solusio plasenta. Faktor predisposisi solusio plasenta antara lain : usia ibu semakin tua, multi paritas, preeklampsia, hipertensi kronik, ketuban pecah pada kehamilan preterm, merokok, trombofilia, pengguna kokain, riwayat solusio plasenta sebelumnya, dan mioma uteri. Darah yang keluar tidak sesuai dengan beratnya penyakit, berwarna kehitaman, disertai rasa nyeri pada daerah perut akibat kontraksi uterus atau rangsang peritoneum. Sering terjadi pasien tidak lagi merasakan adanya gerakan janin.
Klasifikasi Solusio Plasenta
DIAGNOSIS BANDING
KONSULTASI
c. Berat : uterus tegang dan berkontraksi
tetanik, terdapat tanda renjatan, biasanya
janin telah mati, pelepasan plasenta dapat
terjadi pada lebih dari 2/3 bagian
permukaan atau keseluruhan bagian
permukaan.
Langganan:
Postingan (Atom)